Beranjak.id
Bukayo Saka menampilkan mentalitas serta kemampuan bermain tingkat internasional ketika Arsenal mengamankan posisi mereka di semi-final Liga Champions lewat kemenangan telak atas Real Madrid. Walaupun sebelumnya ia gagal menjalani eksekusi tendangan pinalti pada paruh pertama laga, Saka berhasil pulih dan menyumbangkan satu gol vital yang mendorong The Gunners maju lancar ke tahap empat besar.
Setelah Mikel Merino diganjar hukuman penalti karena dilanggar di area terlarang, Saka berusaha melakukan eksekusi gaya Panenka. Namun, upayanya tersebut dapat ditolak oleh Thibaut Courtois. Sebagai gantinya dari kegagalannya ini, pemuda berumur 23 tahun itu bangkit secara spektakuler. Dia mengalahkan si kiper melalui sebuah tembakan tipis yang membuat skor agregat menjadi 4-0 untuk keunggulan Arsenal.
Vinicius Junior pernah menyamakan kedudukan untuk Madrid, tetapi Gabriel Martinelli menjamin kemenangan Arsenal dengan mencetak gol di menit-menit terakhir, sehingga agregatnya menjadi 5-1 yang memberi kejutan bagi juara bertahan tersebut.
Pujiannya juga datang dari mantan pemain bintang Manchester United serta komentator TNT Sports, Rio Ferdinand. Menurutnya, performa Saka di kedua pertandingan kontra Real Madrid menunjukkan bahwa pemain muda asal England tersebut telah layak untuk dikenal sebagai salah satu pemain top dunia.
“Di sini, hari ini, melawan sang juara, mereka benar-benar mendominasi dua leg. Declan Rice luar biasa, tapi Saka juga sangat menentukan. Kita sudah sering memperdebatkan apakah dia world class atau belum dan sekarang jawabannya jelas 100 persen, dia pemain kelas dunia,” kata Ferdinand.
Ferdinand pun menggarisbawahi betapa Saka masih bisa menjaga rasa percaya dirinya meski setelah gagal tendangan pinalti, seperti halnya saat dia berdebat dengan Dani Carvajal di koridor lapangan pada istirahat.
“Karakter tersebut sangat jelas. Ia mengenali nilai dirinya sendiri serta kekuatan yang dimilikinya. Perhatikan cara ia memanfaatkan kesempatan saat sang kiper sedang keluar dari posisinya, lalu dengan santai ia hanya perlu menyentuh bola. Sesudah melakukan tendangan penalti yang gagal, diperlukan ketahanan batin untuk dapat melakukannya,” imbuh Ferdinand.
Eks pemain Liverpool dan Real Madrid, Steve McManaman, menyatakan hal serupa. Dia menekankan tentang ketahanan mental Saka yang masih dapat berpengaruh pada permainan meskipun ia pernah gagal sebelumnya.
“Mentalnya luar biasa kuat. Di stadion seperti ini, kamu harus punya kepala dingin. Fakta bahwa dia gagal penalti dan bisa bangkit serta memberikan dampak besar, itu yang terpenting,” ujar McManaman.
Di sisi lain, Mikel Arteta sebagai juru taktik Arsenal tidak dapat menutupi kebanggaannya atas performa Saka.
Dia gagal memasukkan bola saat tendangan penalti, dan hal tersebut sejenak menjadi momen penting karena menambah harapan bagi Madrid. Namun, bagaimana ia menghadapi keadaan itu, gaya permainannya selepasnya, serta sifat dirinya yang ditampilkan pada usianya yang masih sangat muda dalam pertandingan perdana di Bernabeu sungguh luar biasa,” katanya sebagai pujiannya.
Arsenal saat ini bersiap untuk bertemu dengan Paris Saint-Germain pada babak semifinal, tetapi pertandingan di Santiago Bernabéu menjadi titik balik bagi Saka yang kini tampil sebagai salah satu pesepak bola top di pentas Eropa. Perubahan dari kekalahan menuju kesuksesan mencerminkan mentalitas para bintang sejati.