KESENJANGAN DALAM MENERAPKAN PANCASILA SEBAGAI PARADIGMA PEMBANGUNAN

Hallo Sobat Beranjak – Berita terbaru mengenai peristiwa penikaman pedagang es di depan SMKN 1 Kayuagung, Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), terjadi pada Minggu, 11 Mei 2025 sekitar pukul 17.30 WIB. Korban, seorang pedagang es berusia 60 tahun bernama Emon (atau K), ditusuk secara brutal oleh pelaku berinisial L (34), warga setempat. Penikaman terjadi saat korban tengah menuntun gerobaknya pulang usai berjualan. Pelaku menikam korban sebanyak lima kali dengan senjata tajam, menyebabkan luka serius di perut, dada, dan tangan korban. Korban sempat dilarikan ke rumah sakit, namun meninggal dunia pada Senin, 12 Mei 2025.

Polisi bergerak cepat dan berhasil menangkap pelaku pada hari yang sama sekitar pukul 18.00 WIB. Motif awal dugaan adalah pelaku yang kerap meminta uang kepada korban, namun nominal yang diberikan tidak sesuai harapan sehingga pelaku melakukan penikaman. Kasus ini masih dalam proses penyelidikan untuk mengungkap latar belakang dan motif secara tuntas oleh Polres OKI.

Dalam konteks paradigma pembangunan berdasarkan nilai-nilai Pancasila, peristiwa kekerasan seperti penikaman ini menjadi tantangan serius bagi upaya mewujudkan masyarakat yang adil, makmur, dan beradab. Pancasila sebagai dasar negara mengajarkan nilai-nilai kemanusiaan yang adil dan beradab (Sila Kedua), persatuan Indonesia (Sila Ketiga), serta keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia (Sila Kelima).

Kasus kekerasan ini mencerminkan kegagalan dalam menginternalisasi nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari, khususnya dalam menjaga harmoni sosial dan mengedepankan sikap saling menghormati dan tolong-menolong antar sesama warga. Dalam paradigma pembangunan, Pancasila harus menjadi landasan moral dan etika dalam membangun masyarakat yang harmonis, inklusif, dan bebas dari kekerasan.

Pemerintah dan masyarakat perlu menguatkan pendidikan nilai-nilai Pancasila serta memperkuat sistem sosial dan hukum agar kejadian serupa tidak terulang. Pendekatan pembangunan yang berorientasi pada keadilan sosial dan penguatan solidaritas sosial sangat penting untuk mencegah konflik dan kekerasan di masyarakat, termasuk di lingkungan sekitar sekolah dan tempat usaha kecil seperti pedagang es.

Bagikan Artikel Ini

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

| Artikel Terkait