Hallo Sobat Beranjak, Kasus pemerkosaan yang dilakukan oleh seorang dokter residen Universitas Padjadjaran (Unpad) terhadap anak pendamping pasien di Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS), Bandung, telah menggemparkan publik. Kejadian memilukan itu terjadi pada Selasa, 18 Maret 2025, sekitar pukul 01.00 WIB di lantai 7 Gedung MCHC RSHS Bandung. Saat itu, Korban berinisial FH (21) sedang mendampingi ayahnya yang dalam kondisi kritis.
Pelaku meminta korban melakukan transfusi darah secara mandiri dan tanpa didampingi anggota keluarga lainnya. Korban kemudian dibawa ke ruang baru yang belum digunakan di gedung tersebut dengan dalih akan dilakukan tindakan medis darah di lantai 7 Gedung MCHC RSHS (Rumah Sakit Hasan Sadikin) Bandung. Di ruang nomor 711, sekitar pukul 01.00 WIB, dengan dalih untuk proses crossmatch (pencocokan darah). Dan Korban diminta mengganti pakaian dengan pakaian operasi, “kata Kabid Humas Polda Jabar Komisaris Besar Polisi Hendra Rochmawan di Bandung, Rabu”. Hendra menjelaskan Pelaku PAP menyuntikkan obat bius jenis Midazolam melalui infus setelah menusukkan jarum ke tangan korban sebanyak 15 kali. Akibatnya, Korban mengaku merasa pusing dan tidak sadarkan diri selama tiga jam.
Saat korban tidak sadar, Pelaku memperkosanya menggunakan kondom yang telah disiapkan sebelumnya. Sekitar pukul 04.00 WIB, korban terbangun dengan rasa sakit di kepala, tangan, dan area vitalnya. Setelah itu, pelaku mengantar Korban kembali ke tempat keluarganya tanpa menunjukkan tanda-tanda bersalah.
Kecurigaan muncul ketika Korban merasakan nyeri saat buang air kecil. Setelah menjalani visum di RSHS, ditemukan adanya cairan sperma pada tubuh korban. Pihak keluarga segera melaporkan kejadian ini ke Polda Jawa Barat. Pada 23 Maret 2025, pelaku ditangkap di apartemennya di Bandung setelah sempat mencoba bunuh diri dengan melukai pergelangan tangannya. Polisi mengamankan alat kontrasepsi bekas dan sampel sperma yang kini sedang diuji DNA untuk mencocokkan identitas pelaku.
Sebelum ditangkap, Pelaku sempat mencoba bunuh diri, dengan cara mencoba memotong nadi dan sempat dirawat, setelah dirawat baru ditangkap.
Sobat Beranjak Pihak Manajemen RSHS Bandung menyatakan kecewa atas keterlibatan salah satu calon dokter spesialis dalam kasus ini. Direktur Utama RSHS, Rachim Dinata Marsidi, menegaskan bahwa pihak rumah sakit langsung mengambil tindakan tegas dengan mengeluarkan pelaku dari program pendidikan. Dan Dekan FK Unpad Yudi Hidayat mengatakan bahwa pihaknya bersama RSHS mengecam keras segala bentuk kekerasan, terutama di lingkungan akademik dan layanan kesehatan. Unpad dan RSHS berkomitmen untuk mengawal proses ini dengan tegas, adil, dan transparan, serta memastikan tindakan yang diperlukan diambil untuk menegakkan keadilan bagi korban dan keluarga serta menciptakan lingkungan yang aman bagi semuanya.