Beranjak.id
Pelatih Arsenal, Mikel Arteta, tidak dapat menyembunyikan kebanggaannya usai timnya meraih momen istimewa di Santiago Bernabeu. Para pemain Arsenal berhasil mengalahkan Real Madrid dengan skor agregat 5-1 pada babak perempatfinal Liga Champions, sehingga mendapatkan tempat di semi-final untuk pertama kali sejak tahun 2009.
Berdasar kemenangan telak 3-0 di pertandingan perdana, Arsenal tiba di markas Los Blancos tanpa ada keraguan. Dalam suasana stadion dipadati oleh para suporter Madrid yang gemuruh, Bukayo Saka hampir saja melewatkan kesempatan mencetak gol tendangan pinalti dengan teknik chip yang cukup nekat pada menit ke-13.
Real Madrid kemudian diberikan hadiah tendangan penalti tak lama setelahnya karena Kylian Mbappe jatuh dalam area terlarang berkat sedikit sentuhan dari Declan Rice. Akan tetapi, keputusan tersebut dicabut kembali oleh VAR usai pemeriksaan lebih lanjut.
Dari usahanya untuk menghapus kesalahan melalui gol pada paruh kedua pertandingan tersebut. Walaupun Vinicius Junior berhasil menyempitkan jarak skor, Gabriel Martinelli tetap menjaga kemenangan bagi Arsenal berkat golnya saat Injury Time, semakin memperparah nasib Real Madrid yang terpaksa angkat koper karena kekalahan total dalam dua leg pertandingan ini.
Arteta mengatakan bahwa malam itu merupakan salah satu dari hari-hari terbaik dalam hidupnya.
“Salah satu malam terbaik dalam karier sepak bola saya. Kami melawan tim dengan sejarah terbesar di kompetisi ini. Real Madrid selalu jadi inspirasi, dan bisa menang dengan cara seperti ini membuat kami semua bangga,” ujar Arteta.
Real Madrid terkenal memiliki pesona khusus di Santiago Bernabéu, namun Arteta tidak membantah tentang hal tersebut. Akan tetapi pada malam itu, Arsenal berhasil menahan tekanan dan menjalankan strategi dengan baik sepanjang permainan.
“Bermain di Bernabeu tidak pernah mudah. Setelah dua atau tiga menit saja, kamu sadar segalanya bisa terjadi di sini. Tapi untungnya, banyak hal berjalan sesuai keinginan kami,” jelasnya.
Mikel Arteta dengan spontannya mencerminkan kecemasan yang dialami saat tendangan penalti oleh Saka. Walaupun bercanda akan memukul, sang pelatih Arsenal malah mengekspresikan rasa simpatinya serta dukungannya.
“Saya pernah merasa pengin memukulnya! Namun, keputusan di lapangan tetap ada di tangan para pemain. Ia cukup nekat untuk mencobanya, dan hal yang membuatku cemas hanya tentang efek emosi dari kekalahan tersebut,” jelasnya.
Arteta juga tidak lupa memberikan kredit kepada mentornya, Pep Guardiola.
“Saya meneleponnya pagi ini karena saya bisa berada di sini berkat dirinya. Sebagai pemain dan pelatih, dia sangat menginspirasi. Empat tahun bersama dia adalah pengalaman luar biasa yang tak akan saya lupakan,” ucapnya.
Arsenal saat ini merupakan satu-satunya klub Inggris yang masih bertahan di Liga Champions. Pada babak semifinal, mereka akan berjumpa dengan Paris Saint-Germain, tim yang pernah dikalahkan Arsenal dengan skor 2-0 pada putaran grup. Akan tetapi, Arteta waspada terhadap kemungkinan bangkitnya skuad under Louis Enrique tersebut.
“Saya kenal betul manajernya, Luis Enrique, tapi untuk saat ini mari kita nikmati malam ini dulu. Mereka sekarang adalah tim yang berbeda dan sedang dalam performa luar biasa,” pungkasnya.
Arsenal secara konsisten mengungkapkan bahwa tim ini tidak hanya merupakan pesaing utama untuk gelar di Premier League, tetapi juga bersiap untuk menghadang dominasi klub-klub papan atas Eropa dalam Liga Champions. Laga semifinal yang akan bertemu dengan PSG bakal jadi tantangan signifikan selanjutnya bagi Arteta, dan ia nampak percaya diri menjelang pertandingan tersebut.